29 Januari 2010

puisi

Lunto Kloof, Cinta Pertama Yang Gagal Kuselamatkan
lalu ia menunjuk stasiun tua yang mati itu, keberangkatan
dan kepulangan yang tak lagi ada, dan sadar, kami pernah lugu
berciuman di sudut sekolah itu.
laila, lesung pipitmu yang bertahan, senja
mengembalikan ingatan kita pada cinta yang remaja, pada bagaimana
gugupnya aku menyentuh jemarimu pertama kali, di bangku taman gluck auf
yang kini tak ada. seperti orang rantai di kota ini, akhirnya semua pergi
menyisakan masa lampau yang hanya bisa dijangkau lewat memori. tetapi
di lembah ini, tubuhmu jadi lubang lubang tambang bekas yang ditinggalkan,
juga cinta pertama yang gagal kuselamatkan.

aku pandangi menara asap itu. ketika aku sentuh,
sungai mengalir dari bahunya.
waktu telah mengubah
bibir kita jadi milik yang lain. milik yang lain, laila.
aku kalungkan cindera mata di lehernya, syal pacar
dari jogja.
matamu gemetar, tanganku bergetar.
lunto kloof, lunto kloof, maafkan aku, laila.
ciuman pertama itu masih membekas
mustahil terhapus lekas

Tidak ada komentar: