16 Maret 2009

masih ada-ada saja :)

Puisi Saya Diambil Diam-diam

melanjutkan tulisan saya sebelumnya: PUISI SAYA DITIRU? yang dimuat di buku kumpulan puisi iyut firta "dongeng=dongeng tua" (baca di http://www.facebook.com/notes.php?id=594592097). maka inilah hasil 'ngoyak maling':

(SMS dari Fadhila Ramadhona)

bknx menganggap
entg mslh ini. tp la
sdri bngung hrus
mlkukan apa. la
mrs g pnh ngrm
puisi itu ke kyt*. sjk
kul di bdg la sgt jrg
komnksi dg kyt
aplg pake puisi
sms.
(krn la agak kcwa
dg kyt aplg stlh acr
temu pnyair 5kota)
&la g pny bukt atw
alsn y kuat kl itu
bkn la y
ngrm. sdgkn jeks2
sms mu itu ada di
hp la.
Nb: mw mngrim
sms ini pd y
lain, kalmat y dlm
kurung jgn
difoward jg. jg nanti
mlah bkmbang
kmn2.

pengirim:
Dila
+62852636060XX
dikirim:
09:30:28
12.03.2009

*kyt= kuyut. panggilan buat iyut fitra.

kemudian selepas jum'atan iyut fitra menelpon saya (13maret2009). isinya lebih kurang menanyakan kasus ini, dan iyut bilang, bahwa bait puisi yang ditulis dalam tanda kurung itu, telah dia minta izin dulu sebelumnya kepada pemiliknya, dan pemiliknya mengijinkannya (sebagaimana pengakuan heru jp di houtsmix saya di blog saya:http://langit-puisi.blogspot.com/ yang namanya juga ditulis dalam puisi bermasalah itu).
beberapa saat kemudian iyut meng-SMS saya:

besok kyt
lounching buku tsb
di stsi
padangpanjang.
kalau ada waktu
datanglah. kyt
akan umumkan
bahwa puisi tsb
adalah karya
tendra dan bukan
karya dilla. apakah
tendra setuju?

pengirim:
Iyut Fitra
+62852747112XX

karena sudah acara lain, saya tidak bisa menghadiri undangan iyut tersebut. tetapi saya menghargai sikap iyut tersebut, yang tanpa saya hubungi, menghubungi saya.
Esoknya, iyut mengumumkan mengenai puisi bermaslah tersebut. ini saya ketahui dari sms romi zarman, yang saat itu menghadiri acara launching buku dongeng-dongeng masa tua di stsi padang panjang. sekali lagi saya menghargai sikap iyut.

akan tetapi hingga saat saya menulis catatan ini, Fadhila Ramadhona, belum juga mau melakukan 'pernyataan' kepada publik. entah karena malu, atawa pura-pura tidak mau tahu. itu masalah dia!

Pembaca yang baik dan tidak baik.
persoalan dari kasus ini, bukan sekedar curi-mencuri saja. namun bagaimana pragmatisme telah merasuki dunia sastra indonesia. pragmatisme yang merupakan antek-antek kapitalisme global. penghargaan terhadap sebuah karya sastra cuma OMONG KOSONG YANG INDAH! koncoisme dan birahisme sastra!

kalau pun saya pernah mengirim puisi tersebut kepada dila lewat sms, itu sama halnya dengan meng-tag teman di fb. silahkan baca dan komentari. tak ada tujuan apa2 selain proses kreatif. lagi pula, setiap kali saya mengirim puisi sms kepada teman, saya telah mengarsipkannya terlebih dahulu.

lalu kenapa kita menulis? kenapa kita menulis?
untuk kehidupankah atau popularitas?

inilah satu contoh kasus 'sastra sinetron'!
sastra pesta melulu!


haha....

Tidak ada komentar: