13 Oktober 2008

Poem

Di Bawah Jam Gadang
- rz

selepas angin menghalau hujan
kau dengar ringkik kuda beban
dan lonceng jam berdentang
pada angka IIII petang—
seorang kusir tua tertidur dalam bendi
seorang turis memanggil taksi

aku rebahkan kepalaku yang mendadak sakit
di atas tas
di pinggir taman

hawa dingin mengetuk-ngetuk keningku
seakan dendang masa kecil yang memanggil
pada hari minggu kuturut ayah…
dalam nafas peniup saluang di jenjang empat puluh
dalam benteng fort de kock dalam ngarai sianok
dalam lubang jepang dalam piti oeri dalam musium
rumah gadang di kebun binatang
dalam…

ahk, kepalaku bertambah sakit
aku tak bisa mengingat seluruh masa lalu dengan baik
mataku seperti sarang semut hitam
langit bukittingi tampak buram
mulutku masih menyimpan bau
nasi kapau—
tapi aku harus menelan paracetamol

waktu pelahan mengabur
menuju yang tak terukur
di bawah jam gadang
aku jatuh tertidur

1 komentar:

Anonim mengatakan...

rebahkan kepala di pangkuan hening

berteman dengan kosong untuk sejenak