Lintas Sumatera
baru sampai kota bumi
pedih itu sudah kutemui. rumah
rumah murung tepi jalan
di rembang petang, seperti
rumput kering menanti
kelahiran hujan.
hanya dari balik kaca, balik kaca
bis yang laju berpenumpang rindu,
sebagaimana smsmu, nafas hutan sakit
ladang sawit, sampai jua ke dada
jadi pebukaan puasa.