23 Oktober 2008

Poem


Urban

orang-orang membongkar pohon
menanam beton
udara jadi uang logam
terbakar di tangan

13 Oktober 2008

Poem

Di Bawah Jam Gadang
- rz

selepas angin menghalau hujan
kau dengar ringkik kuda beban
dan lonceng jam berdentang
pada angka IIII petang—
seorang kusir tua tertidur dalam bendi
seorang turis memanggil taksi

aku rebahkan kepalaku yang mendadak sakit
di atas tas
di pinggir taman

hawa dingin mengetuk-ngetuk keningku
seakan dendang masa kecil yang memanggil
pada hari minggu kuturut ayah…
dalam nafas peniup saluang di jenjang empat puluh
dalam benteng fort de kock dalam ngarai sianok
dalam lubang jepang dalam piti oeri dalam musium
rumah gadang di kebun binatang
dalam…

ahk, kepalaku bertambah sakit
aku tak bisa mengingat seluruh masa lalu dengan baik
mataku seperti sarang semut hitam
langit bukittingi tampak buram
mulutku masih menyimpan bau
nasi kapau—
tapi aku harus menelan paracetamol

waktu pelahan mengabur
menuju yang tak terukur
di bawah jam gadang
aku jatuh tertidur

11 Oktober 2008

Poem


Kuta

bukan ombak yang menahanku
ketika malam makin jauh
tapi sebutir pasir
dan angin mendesir
lampu lampu hotel
membuat aku makin asing
dengan kepulangan

aku tak memiliki rumah
dan teman bicara
di pantai buta
cuma sebutir pasir
dan angin mendesir
bulan susut- hilang
ditelan laut hitam

semua pergi
semua pergi meninggalkanku
seperti botol bir kosong
cuma sebutir pasir
dan angin mendesir
bertahan di bibir

6 Oktober 2008

Poem

Loloan

sebelum ke tabanan, singgah lanan...

sungai membelah memberi nama
pada 80 hektar tanah
syarif tua, beri pula aku kisah
antara sayup azan dan aroma dupa
di hilir sungai gading
di bawah atap rumah panggung yang miring

kenapa orang harus terusir
dari negeri yang dicintainya
mengubah rasa asing pada tanah-air
jadi rindu
jadi batu

trengganu, trengganu
aku tak ingin murung
dalam diri kubangun kampung

Perjalanan


semakin banyak berjalan semakin banyak yang dilihat, hehe..








agaknya pepatah klasik itu berlaku juga. setidaknya dalam perjalanan saya dari jogja (22 september 2008)-bayuwangi (23-26 september) dalam rangka launching buku kumpulan cerpen iqbal baraas "pesta hujan di mata shinta" bersama raudal tanjung banua, nurwahida idris, indrian koto, mutia sukma. kemudian perjalanan itu berlanjut ke bali (26 september-5 oktober 2008).

nah ini ada sedikit oleh-oleh. beberapa peristiwa yang terekam dalam kamera.




bersama sutan sabit kalam banua di hotel asri. genteng, 23 september 2008

dramatisasi cerpen iqbal baraas "pendongeng abadi" bersama mutia sukma. bayuwangi, 24 september 2008.

foto bareng kawan-kawan bayuwangi seusai acara diskusi dan pertunjukan.



dramatisasi cerpen iqbal baraas "pendongeng abadi" bersama mutia sukma. genteng, 25 september 2008


menunggu bis menuju bali (mutia sukma, iqbal baraas, raudal tanjung banua, auda, gw, nurwahida idris, ahok). genteng, 26 september 2008


di kapal penyebrangan bersama nurwahida idris. ketapang gilimanuk, 26 september 2008


jalan-jalan di denpasar, mutia sukma, gw, muda wijaya. denpasar, 28 september 2008

di legian ada yang meledak diam-diam. 29 september 2008



di tugu bom bali bersama pranita dewi dan mutia sukma. 29 september 2008


kuta, 29 september 2008


sunset di kuta bersama indrian koto. 29 september 2008

malam di kuta bersama pranita dewi. 29 september 2008

semoga perjalanan ini menjadi puisi. oya, khusus untuk di loloan (kampung nurwahida idris) gambaran saya di sana telah menjadi puisi :) tunggu tanggal tayangnya!